Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 26 September 2011

Fiksi Seksi ^^Pangeran Kodok vs si Ndut^^ bag. 3 (habis)

Sudah dua hari ini Nocturno mendiamkan Giffa. Berkali-kali Giffa mencoba menelfon Uno tapi tak pernah diangkatnya. Pun dengan sms tak ada satu yang dibalas. Saat istirahat siang, Uno menyempatkan membuka Fb sekedar ingin update status. Ada pemberitahuan massage di sana, diklik nya ternyata dari Giffa.

"Uno yang baik, kenapa nggak pernah mau angkat telfon aku? maaf jika aku buat salah. Tapi please No, jangan diemin aku gini. Bilang kalau kamu marah. Dan tolong seandainya semua ini harus berakhir, aku ingin akhir yang baik-baik saja."

Dibaca berulang kali inbox dari Giffa dan Uno pun membalas.

"aku nggak marah kok Non, cuma kecewa. Ternyata ucapanmu, puisi-puisimu, perhatianmu, kata sayangmu semuanya nggak konsekuen. Nggak ada nyatanya, cuma bualan saja."

Ada kepuasan di hati Uno setelah membalas inbox Giffa. Uno bukan marah, hanya ingin tau sebesar mana perhatian dan sayang Giffa padanya. Akankah sama dengan apa yang dirasakannya.

Satu minggu berlalu semenjak kejadian 'gencatan sejata' antara Uno dan Giffa terjadi. Dan malam ini Uno membuka YM nya untuk mengusir suntuk. Ternyata pas giffa juga sedang Online.

Facute : Alhamdulillah, akhirnya OL juga. Hai cakep ;)
Nocturno : Hai.
Facute : Gimana kabar, Aa'?
Nocturno : Baik.
Facute : Ich garing banget sik. ;-(
Nocturno : Hee
Facute : Masih marah yak?
Nocturno : Nggak kok.
Facute : Uno yang caem, aku minta maaf yak... ^^ jangan marah lagi key
Nocturno : Kita ketemuan, Fa.
Facute : Wadow, kapan?
Nocturno : Terserah.
Facute : enaknya kapan ya? *kedip kedip
Nocturno : Jangan mainin aku terus, Fa.
Facute : Lah, siapa yang mainin?
Nocturno : Kamu.
Facute : Plis Uno sayang, aku nggak mainin kamu.
Nocturno : Kalau gitu kita kopdar, aku siap kalau harus ke Semarang.
Nocturno : Gimana?
Nocturno : Hellooww, Fa
Giffa : Ups, sori dipanggil nyokap ^^
Nocturno : Hmm.
Giffa : Ok deh, kita kopdar.
Nocturno : Kapan?!
Giffa : Minggu depan.
Nocturno : Siap, alamatnya?
Giffa : Aku aja yang ke Jogja.
Nocturno : Bener g bo'ong?
Giffa : Yupz.
Nocturno : Ketemu dimana?
Giffa : Di cafe xxx
Nocturno : Ok, di cafe xxx
Giffa : Tapi kamu harus janji.
Nocturno : Apa?
Giffa : Kamu g boleh menyesal dan g boleh marah.
Nocturno : Aku janji! Aku yakin kamulah yang aku ingin.
Giffa : Semoga.
Giffa : Whooaam, ngantuk.
Nocturno : Ya udah, bobo sana. Miss u soon
Giffa : bye bye.


Satu minggu terlewati.


Di cafe xxx tak terlalu penuh pagi itu, Uno menunggu dengan gelisah kedatangan Giffa, sesekali diliriknya bungkusan untuk diberikan ke Giffa. Semoga dia Senang. Berkali-kali Uno melihat ke arah pintu, dan tak sengaja dia melihat sosok yang amat dikenalnya. Sasty.

"Sasty" Panggilnya.

Merasa namanya dipanggil, dia menoleh ke arah suara. Ada Uno disana. Takut-takut Sasty mendekat.

"Hai, No." Sapa Sasty

"Kamu ngapain disini, duduk gih" Uno mempersilahkan Sasty duduk.

Sasty menarik kursi di seberang meja Uno dan duduk. Ia tak berani menatap Uno sedikit pun.

"Heh, ndut. Mukamu aneh, sakit perut yak?" Uno mencoba mengajak bercanda seperti biasa, tapi Sasti hanya tersenyum simpul.

"Udah lah sas, nggak usah takut gitu. Aku nggak gigit, kok" kata Uno

"Ma..mak..sud kamu?"

"Aku udah tau kok. kamu yang ada di balik ini semua, kamu Giffa kan?" kata uno kemudian.

"No, maafin aku. Darimana kamu tau?" Sasty semakin menundukkan kepalanya. Dia benar benar merasa bersalah.

"Malam itu saat di Angkringan, aku telfon nomor Giffa dan di tas mu Hp itu berbunyi. Kenapa, Sas?" tanya uno

"Aku tau tlah salah No, tapi ini tak seperti yang kamu pikirkan, aku" Sasty tak meneruskan kata-katanya.

"Sudahlah, nih" Uno menyodorkan bungkusan yang tadi dibawanya. takut takut Sasty menerimanya

"Apa ini?" Sasty bertanya sambil membuka bungkusan itu. Ternyata isinya jam tangan yang diidam-idamkan Sasty selama ini

"Kamu suka kan?" tanya Uno.

Sasty berubah sumingrah
"suka banget " Dengan penuh binar sasty langsung memakai jam itu

"Makasih ya, No. Berarti kamu nggak marah kan" kata Sasty kemudian.

"Lain kali nggak boleh begini lagi ya, Fa. Eh Sas. Tanpa kamu jadi orang lain pun aku sayang kamu kok"ujar Uno.

"Makasih ya, No" Sasty lega Uno tak marah padanya karena kebohongan yang dia lakukan selama ini.

"Nggak mau di rubah nih?" Tanya Uno

"Apa?" Sasty tak mengerti

"Dari Sahabat jadi Cinta" Uno menggoda Sasty sambil main mata ke arahnya.

Degan senyum malu-malu Sasty pun mengangguk tanda setuju.
"Hu'uh"

"Ndut hihi"

"Pangeran kodok xixixi"




Happy Ending. Pinisngan

0 Suara:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites