Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 05 Agustus 2012

Kumpulan cerita mini


ULANGTAHUN PERNIKAHAN
By. Rahayoe Wulansari


Masakan sudah siap. Dari yang tersulit rendang sampai termudah tempe goreng. Mini juga sudah pulang dari salon. Pesta kejutan ulang tahun pernikahannya sudah tersusun rapi.

Sekali lagi ia memeriksa segalanya. Ada pias puas tersirat di bola mata beningnya.

"Tabunganku habis tak mengapa, demi hari special." Ia berbisik pada cermin rias di kamarnya.

Tit, tit, tit.

SMS dari suaminya datang.

Mama, Papa pulang terlambat malam ini, ada tugas kantor mendadak.

Mini sedih, ia kecewa, usahanya sia-sia. Ya, sudahlah! batinnya pasrah. Mini tak tahu, telah terukir senyum simpul suaminya di belahan dunia lain memasuki kamar motel bersama gadis putih nan seksi bergelayut manja di lengan kirinya.

Taiwan, 26.07.12


****


SELAMAT TINGGAL
By. Rahayoe Wulansari


Hatiku bergemuruh hebat. Leher ini begitu kelu menahan rasa, mulutku terkatup rapat tak mampu berkata. Mataku merebak mencipta bening cekung di retina menyamarkan bayangmu yang ada di depan mata.

Kurasakan tanganmu mengendur di genggaman sela jari jemari. Mulutku berdesis, "Kumohon, jangan pergi!"

Namun kau terdiam. Kepalamu menunduk menandakan begitu berat menghadapi ini semua.

"Selamat tinggal," bisikmu.

Tidak! Jangan ucapkan selamat tinggal. Aku benci mendengarnya. Lalu air mata ini luruh berjatuhan satu-satu mewakili jeritan hati yang tak terucap.

"Jaga dirimu." Bersama itu pula genggaman tanganmu terlepas dari jari jemariku.

Aku terisak. Aku sesak. Menatap punggungmu yang semakin menjauh. Mungkin aku akan terus berdiri di sini selamanya menatap siuletmu berubah menjadi fatamorgana andai tak kusadari ada suara memanggilku.

"Ma, kita pulang, ya. Adek capek berdiri terus." Aku menoleh dan mengangguk.

"Biar Adek saja yang mendorong kursi roda Papa, Ma. Adek lihat Mama lelah sekali." Aku hanya mengangguk.



Taiwan, 30.07.12


****


SEMANIS MADU
By Rahayoe Wulansari

"Semuanya sudah siap, Abi. Gamis untuk Hidayah ada di dalam tas," tutur Anisa.

"Hati-hati di jalan, salam buat Hidayah." Anisa berpesan seraya ia mencium punggung tangan suaminya dengan takzim.

"Abi berangkat dulu, Mi. Assalamualaikum." Dan Anisa menjawab salam suaminya.

Bayangan pemimpin keluarganya itu telah hilang dari pandangan, lantas Anisa mengambil ponselnya.

Dipastikan ia tak salah menelepon, lalu, "Halo, Hidayah? Baru saja Abi berangkat. Jaga dengan baik suami kita seminggu ke depan, ya! Assalamualaikum."

Selarik senyum terkembang di bibir Anisa, semanis madu, tenang dan damai.


Taiwan, 31.07.12


****


HARI TERAKHIR
By Rahayoe Wulansari.


"Ini malam terakhir, semua ini harus berakhir. Aku tak mau terus menerus bermain API," bisikmu kelu, hampir mirip desahan menyayat kalbu.

Aku menghela nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Berharap dengan begini, sesak yang bersarang di dada sedikit berkurang.

"Lantas bagaimana dengan cinta kita?" Pertanyaanku yang bertujuan menahanmu.

Aku tak mau membual dengan mengatakan aku tak bisa hidup tanpamu, karena sebelum kau hadirpun aku telah hidup. Hanya aku tak tahu bagaimana menata hidupku kemudian hari agar berjalan seperti biasa meski tanpa canda tawamu.

"Lupakanlah, cinta kita ini salah." Kau begitu tegar mengucapkannya meski kuyakin kau tak sekuat itu.

Aku tahu batinmu menangis pedih.

"Kupersembahkan kePERAWANanku untukmu," lanjutmu pasrah.

Aku menelan ludah, sumpah aku tergoda. Ingin rasanya menjamahmu, bergumul dalam pergulatan penuh nafsu, bercinta penuh gairah. Namun aku tak bisa, tak mungkin bisa.

Kukecup keningmu perlahan dan berbisik, "Simpan itu untuk suamimu kelak."

Aku pun tersenyum tenang, begitu melihat wajah polosmu meLUKISkan cinta yang tak berkesudahan.

"Aku yakin kau akan lebih menikmati bercinta dengan lawan jenis kita," ucapku kemudian.

Smartphoneku berdering, menyanyikan lagu kesukaanmu.

Haruskah merasa salah di diriku,
Bila mencintaimu yang tlah berdua
Seolah aku perawan cinta yang haus kasih.

Ada SMS masuk dan aku membacanya sekilas, lalu kuacak rambut panjangmu.

"Aku harus pergi, suamiku sudah menunggu." Aku pun berlalu meninggalkanmu.


Taiwan, 01.08.12


****

2 Suara:

kunjungan perdana min@ lamken

baru baca yg ini Te... kereeennn

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites